Selasa, 05 April 2016
PERAN TEKNOLOGI BAGI PENDIDIKAN SEBAGAI PEMBUDAYAAN KEHIDUPAN
TUGAS
INDIVIDU
MATA
KULIAH: FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PERAN TEKNOLOGI BAGI PENDIDIKAN SEBAGAI PEMBUDAYAAN
KEHIDUPAN
OLEH
NURAISAH
(1443040005)
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekarang
kita berada di era teknologi, dimana teknologi bukan lagi sebagai pilihan, akan
tetapi sudah menjadi kebutuhan. Teknologi telah memasuki seluruh aspek
kehidupan manusia tidak terkecuali pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang
tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan
berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak
kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun demikian, walaupun
pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Jika dikaitkan dengan pendidikan sebagai pembudayaan kehidupan, maka
teknologi dapat memiliki peran atau andil didalamnya. Peran itu bisa saja
bermanfaat atau sebaliknya. Artinya peran itu bisa positif atau negative.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
peran teknologi bagi pendidikan sebagai pembudayaan kehidupan kehidupan?
2. Seperti
apa solusi yang dapat di berikan atas permasalahan yang muncul berkaitan dengan
peran teknologi bagi pendidikan sebagai pembudayaan kehidupan?
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
Peran Teknologi Bagi Pendidikan sebagai
Pembudayaan Kehidupan
Ketika
berbicara tentang peran teknologi bagi pendidikan sebagai pembudayaan
kehidupan, pertanyaan yang pertama muncul adalah mengapa dikatakan pendidikan
sebagai pembudayaan kehidupan.
Pendidikan
adalah suatu upaya mencipta perubahan, untuk membuat kehidupan manusia
berkembang dari tingkat naluriah menjadi rasional berkebudayaan. Oleh karena
itu pendidikan dapat diartikan sebagai pembudayaan kehidupan, agar dikemudian
hari manusia mendapatkan arti dan perannya sebagai manusia sejati. Dalam
konteks ini, objek utama pendidikan adalah pembudayaan manusia dalam hal
memanusiawikan diri dan kehidupannya. (suhartono, 2015) .
Pembudayaan
sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara atau perbuatan
membudayakan. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan sebagai suatu persoalan
cara atau proses membudayakan, yang tentu saja membudayakan makhluk yang
berbudaya ( berbudi/berakal) yaitu manusia.
Dari
penjelasan diatas jelaslah bahwa pendidikan sebagai pembudayaan kehidupan. Di
dalam pendidikan ada perubahan dan pembudayaan adalah bagian dari perubahan.
Lantas kemudian seperti apa peran teknologi bagi pendidikan sebagai pembudayaan
kehidupan tersebut.Peran teknologi disini ada yang positif dan ada yang
negative.
Tidak
bias dipungkiri bahwa pendidikan adalah aspek yang tidak lepas dari dampak
kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi memberikan perubahan-perubahan baik itu
dari tingkah laku individu ataupun masyarakat.
Berikut
beberapa contoh dampak positif dari teknologi bagi dunia pendidikan (sumber: http://pinasari.blogspot.com/2012/12/pengaruh-teknologi-terhadap-pendidikan.htm)
1. Munculnya
metode-metode yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan
kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu
memahami materi-materi yang abstrak, dapat dipahami secara mudah oleh siswa dan
pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.
Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang
menggunakan pemamfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah
penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh
harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan
IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan
waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu
dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data
dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di installkan.
3.
Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang
menggunakan pemamfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah
penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh
harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan
IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan
waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu
dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data
dengan memamfaatkan berbagai program yang telah di installkan.
4.
Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas
pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu banyak
hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu ; Penggandaan
soal Ujian, dengan adanya mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah
soal yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya
kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu
dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat.
Dari contoh dampak positif teknologi bagi
dunia pendidikan di atas, dapat kita lihat peran teknologi bagi perubahan yang
signifikan atau bermanfaat.
Selain dampak positif terdapat juga dampak
negative dari penggunaan teknologi. Berikut beberapa contoh dampak negative
penggunaan teknologi (sumber: http://pinasari.blogspot.com/2012/12/pengaruh-teknologi-terhadap-pendidikan.htm)
1.
Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan
siswa dalam belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering
membuat siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang
menghabiskan waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan
semata, seperti Facebook, Chating, Friendster dan lain-lain, yang semuanya
itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
2.
Dengan munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan
IPTEK, ini dapat menimbulkan adanya berbagai prilaku yang menyimpang yang dapat
terjadi, seperti adanya siswa yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain
Games, main PS, main Facebook, chating, sehingga waktu yang seharusnya
digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain, sehingga belajar menjadi
habis dengan sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative
terhadap hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para
siswa sampai ke Mahasiswa.
3.
Dengan adanya fasilitas yang dapat digunakan dengan mudah
dalam proses pembelajaran, ini terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa
menjadi malas dan merasa lebih dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi tugas
untuk membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu pusing-pusing, karena
cukup mencari bahan lewat Internet dan mengkopi paste karya orang lain,
sehingga siswa menjadi malas berusaha dan belajar.
Contoh-contoh diatas memperilihatkan kita
betapa teknologi memberikan perubahan-perubahan yang cukup besar dari tingkah
laku seseorang. Dimana dengan kemudahan yang diberikan teknologi tersebut,
karena keserakahan dan kurangnya moral menyebabkan teknologi yang seharusnya
dapat bermanfaat, justru berubah menjadi mudharat. Contoh konkretnya misalnya,
dengan teknologi tersebut seharusnya dapat meningkatkan budaya belajar karena
informasi dan pengetahuan begitu mudah untuk diakses. Akan tetapi yang terjadi
malah sebaliknya, yang diakses malah situs-situs yang tidak pantas dan
mengotori pikiran seperti situs porno, chatting seharian, facebook, twitter,
instagram, sehingga tidak ada waktu untuk belajar. Seseorang menjadi cenderung
asik dengan dunianya sendiri, terkadang terlihat sekolompok orang yang sedang
berkumpul tetapi sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Sehingga terlihat
kecendrungan budaya individualistik.
B.
Solusi yang Dapat di Berikan Atas Permasalahan
yang Muncul Berkaitan dengan Peran Teknologi Bagi Pendidikan sebagai
Pembudayaan Kehidupan
Teknologi
bagaikan sebuah pisau, akan berbeda jika dipegang oleh ibu rumah tangga dan
dipegang oleh pembunuh. Jika teknologi di tangan yang tepat, maka teknologi
dapat memberikan peran yang signifikan (bermanfaat) bagi pendidikan sebagai
pembudayaan kehidupan. Akan tetapi jika teknologi ditangan orang yang tidak
tepat, maka justru akan membawa dampak buruk bagi pendidikan sebagai
pembudayaan kehidupan. Dimana perubahan atau budaya yang terjadi tidak membawa
manfaat bagi kelangsungan hidup, akan tetapi sebaliknya
Solusi
yang dapat diberikan adalah meningkatkan perhatian terhadap pendidikan moral.
Mengapa saya katakan pendidikan moral karena fakta membuktikan kebanyakan orang
melakukan penyimpangan seperti mengakses situs porno, bermain social media
seharian, hingga menggunakan teknologi untuk kejahatan dan penipuan, bukan
karna mereka tidak tahu atau tidak pintar, melainkan karena mereka tidak
bermoral. Karena seseorang yang bermoral tidak akan melakukan hal-hal yang akan
merugikan dirinya apalagi orang lain.
Senin, 04 April 2016
DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI
TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH: KOMUNIKASI ORGANISASI
DIMENSI-DIMENSI
KOMUNIKASI ORGANISASI
OLEH
NURAISAH (1443040005)
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,karena
berkat rahmat,karunia,dan inayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi
ini.
Penulis menyadari dalam penulisan
terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini,
penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi diri pribadi penulis dan dapat
bermanfaat bagi pembacanya. InsyaAllah. Amin.
Makassar,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Everett M. Rogers,
mengemukakan pendapatnya yaitu “Komunikasi adalah suatu proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Manusia pada umumnya
berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri dan untuk membangun
interaksi sosial dengan orang-orang yang berada di sekitar kita serta untuk
mempengaruhi orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang
kita harapkan (Thomas M.S).Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.
Dapat dikatakan bahwa, dimensi komunikasi berarti suatu
ukuran yang berkaitan dengan komunikasi. Didalam dimensi komunikasi terdapat
beberapa hal yang saling berhubungan, yang merupakan contoh dari dimensi
komunikasi tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Seperti apa
peran komunikasi internal dalam organisasi?
2.
Seperti apa
definisi komunikasi internal?
3.
Seperti apa
klasifikasi komunikasi internal?
4.
Bagaimanakah
strategi komunikasi internal?
5.
Seperti apa
definisi komunikasi internal?
6.
Bagaimanakah
bentuk komunikasi eksternal?
BAB 2 KAJIAN
TEORI
A. Peran Komunikasi Internal dalam Organisasi
Komunikasi internal yang berlangsung dalam organisasi
menurut Cutlip, Center dan Broom (2009: 268) didasarkan pada pernyataan visi
dan pernyataan misi organisasi. Istilah pernyataan visi dan misi saling terkait
erat, akan tetapi ada perbedaan mendasar di antara kedua konsep tersebut.
Perbedaannya adalah jika pernyatan visi memberikan gambaran tentang tujuan
organisasi dalam pengertian yang luas. Sementara pernyataan visi merupakan
titik awal untuk menyusun pernyataan misi organisasi secara spesifik dan
opresional.
Pernyataan visi merepresentasikan tujuan global yang
menjelaskan prioritas umum yang dikejar organisasi. Pernyataan visi yang
efektif akan menjawab pernyataan dasar seperti; “mengapa organisasi itu ada”
dan “apa yang akan kita cari”. Visi bersama adalah bagian integral dari kultur
sebuah organisasi dan dikomunikasikan melalui hubungan internal. Pernyataan
visi mengungkapkan sasaran strategis dan tujuan masa depan dari sebuah
organisasi.
Cutlip, Center dan Broom (2009: 269) mengemukakan
bahwa pernyataan misi menjawab pernyataan “Bagaimana kita berbeda dengan
pesaing kita?”. Pernyataan misis memberikan tujuan, struktur dan strategi
organisasi; legitimasi, nilai, partisipasi dan kepemilikan diantara karyawan;
kepemimpinan, tanggung jawab kepada komunitas, prioritas etis, dan komitmen
kepada public dan stakeholder
Dari penjelasan mengenai pernyataan visi dan misi
tersebut, dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pernyataan visi dan pernyataan
misi suatu organisasi menggambarkan bagaimana proses komunikasi internal
berjalan melalui interaksi dan informasi dalam bidang pekerjaan sehingga
menciptakan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Disitulah letak peran
penting dari komunikasi internal dalam sebuah organisasi.
B. Definisi Komunikasi Internal
Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D.
Brennan (dalam Effendy, 2005: 122-130) sebagai pertukaran gagasan di antara
para adminiastrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi guna
terwujudnya tujuan perusahaan dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan
pertukaran gagasan itu berlangsung secara horizontal dan vertical di dalam
perusahaan yang menyebabkan pekerjaan (operasi dan manajemen) berlangsung.
Komunikasi internal dalam sebuah organisasi itu
ditunjang dalam beberapa bentuk komunikasi antara lain:
1.
Komunikasi
vertical
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang berlangsung
dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke
bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
2.
Komunikasi
horizontal
Komunikasi horizontal adalah tindakan komunikasi ynag
berlangsung di antara para karyawan atau bagian ynag memiliki kedudukan yang
setara.
3.
Komunikasi
diagonal
Komunikasi diagonal lintas saluran adalah komunikasi
antara pimpinan seksi dengan karyawan seksi lain.
C. Klasifikasi Komunikasi Internal
Berdasarkan jumlah orang yang terlibat dalam aktivitas
komunikasi, komunikasi internal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis antara
lain:
1. Komunikasi persona
Komunikasi persona ialah komunikasi dengan dua cara
yaitu: komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia. Komunikasi persona tatap
muka berlangsung secara dialogis sambil menatap sehingga terjadi kontak pribadi
. ini disebut komunikasi antar persona. Sementara itu, komunikasi persona
bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat, umpamanya telepon, karena
itu bersifat tidak langsung.
2.
Komunikasi
kelompok
Michael Burgoon (Wiryanto,2005)nmendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau
lebih. Dengan tujuan ynag telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga
diri, pemecahan masalah, dimana anggita-anggotanya dapat mengingat
kharakteristik pribadi anggota-anggotanya yang lain secara tepat. Sementara
itu, Effendy, (2009: 126-127) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai
komunikasi antar seseorang dengan sekolompok orang dalam situasi tatap muka,
kelompok ini bias kecil, dapat juga besar.
D. Strategi Komunikasi Internal
Komunikasi internal memerlukan strategi tersendiri. Ia
harus diposisikan lebih dari rencana sederhana intervensi taktis dalam
mendukung kegiatan perusahaan. Strategi ini harus mempertimbangkan antara lain:
1.
Market: Apakah
organisasi tahu tentang kebutuhan khalayak? Bagaimana seharusnya khalayak
tersegmentasi?
2.
Pesan: Apakah
pesan organisasi yang ingin dicapai? Dalam cara apa pesan itu harus
disampaikan?
3.
Media: Saluran
apa yang paling cocok untuk segmen khalayak yang berbeda? Bagaimana cara
memaksimalkan jangkauan dan cut-trough
? Apakah ada pedoman editorial yang jelas untuk masing-masing?
4.
Pengukuran:
apakah ada jelas kriteria keberhasilan? Apa langkah-langkah yang maju dan
tertinggal?
Strategi ini akan menginformasikan cara terbaik untuk
mengatur komunikasi yang efektif.
E. Definisi Komunikasi Ekternal
Komunikasi eksternal adalah semua cara ynag dilakukan
oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan khalayak yang dijadikan sasaran
organisasi. Komunikasi ekternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak di luar organisasi. Tujuannya adalah menciptakan dan memelihara
niata baik dan saling pengertian antara organisasi dengan khalayak.
F. Bentuk Komunikasi Ekternal
Komunikasi eksternal meliputi:
1. Komunikasi dari organisasi ke khalayak
Pada umumnya bersifat informative, ynag dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak memiliki keterlibatan, sehingga menciptakan
kemunikasi yang sifatnya dua arah.
2.
Komunikasi dari
khalayak ke organisasi
Merupakan feedback atau umpan balik sebagai efek dari
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Hasil Diskusi
1.
Peran Komunikasi
Internal dan Komunikasi Eksternal dalam Organisasi
a. Komunikasi internal
Komunikasi internal berperan penting dalam pencapaian
pernyataan visi dan pernyataan misi dalam sebuah organisasi. Dimana perrnyataan
visi itu sendiri adalah tujuan global yang menjelaskan prioritas umum yang
dikejar organisasi. Visi bersama adalah bagian integral dari kultur sebuah
organisasi dan dikomunikasikan melalui hubungan internal. Pernyataan misi
sendiri memberikan tujuan, struktur dan strategi organisasi;legitimasi, nilai,
partisipasi dan kepemilikan diantara karyawan; kepemimpinan, tanggung jawab
kepada komunitas, prioritas etis, dan komitmen kepada public dan stakeholder.
b.
Komunikasi
eksternal
Peran komunikasi eksternal bagi sebuah organisasi
dapat dilihat dari tujuan komunikasi itu sendiri yakni menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara organisasi dan khalayak.
Misalnya saja bagaimana opini khalayak seperti customer atau stakeholder dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan dari suatu organisasi.
Dari penjelesan di atas dapat dilihat seberapa
besar komunikasi internal dan eksternal
berpengaruh bagi pencapaian tujuan dari suatu organisasi.
2.
Dimensi-dimensi
komunikasi organisasi dapat dilihat dari
a.
Dimensi
lingkungan organisasi terbagi atas komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.
b.
Dimensi pola
jaringan komunikasi terbagi atas komunikasi vertical, komunikasi horizontal dan
komunikasi diagonal.
c.
Dimensi ukuran
individu yang terlibat didalamnya terbagi atas komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok kecil dan komunikasi public/khalayak.
B. Refleksi diri
Dimensi-dimensi komunikasi organisasi memberikan
pemahaman bahwa komunikasi di dalam suatu organisasi berperan penting bagi
pencapaian tujuan organisasi dan bagaimana kemudian komikasi itu sendiri di
atur sedemikian rupa agar bermanfaat bagi pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
Dimensi-dimensi komunikasi organisasi menegaskan
sekali lagi betapa pentingnya kerjasama tidak hanya dalam lingkungan internal
organisasi itu sendiri, melainkan juga lingkungan eksternal yang terkait dengan
organisasi tersebut.
Jika dikaitkan dengan persekolahaan, dapat dikatakan
bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dalam hal ini persekolahaan, maka
dibutuhkan komunikasi yang baik tidak hanya komunikasi internal persekolahan
saja yang meliputi komponen-komponen dari persekolahan itu sendiri, akan tetapi
diperlukan juga komunikasi eksternal yang baik dalam hal ini keluarga siswa,
masyarakat dan pemerintah. Karena pencapaian tujuan pendidikan bukan hanya
tanggung jawab persekolahan atau pemerintah semata, akan tetapi pendidikan juga
menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Tujuan pendidikan tidak akan
dapat tercapai tanpa kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait dan
kerjasama tidak akan terjadi tanpa komunikasi didalamnya.
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pernyataan visi
dan pernyataan misi suatu organisasi menggambarkan bagaimana proses komunikasi
internal berjalan melalui interaksi dan informasi dalam bidang pekerjaan
sehingga menciptakan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Disitulah
letak peran penting dari komunikasi internal dalam sebuah organisasi.
2.
Komunikasi
internal dalam suatu organisasi terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu
komunikasi vertical, horizontal dan diagonal.
3.
Klasifikasi
komunikasi internal terbagi dua yaitu komunikasi persona dan komunikasi
kelompok.
4.
Strategi
komunikasi internal harus memperhatikan market, pesan, media, dan pengukuran.
5.
Komunikasi
eksternal menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara
organisasi dan khalayak.
6.
Bentuk
komunikasi eksternal terdiri dari komunikasi dari organisasi ke khalayak dan
komunikasi dari khalayak ke organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ruliana, Poppy. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers
Langganan:
Postingan
(
Atom
)