Translate

Sabtu, 25 Februari 2017

just share

Kemarin saya kebetulan bertemu dengan seseorang yang meskipun hanya sekejap saja karena satu angkot yang sama tapi orang itu memberikan pelajaran yang cukup berarti buat saya. Dia wanita paruh baya berumur kira-kira 50an atau kalo tidak 40an. Penampilannya berbeda dari ibu-ibu kebanyakan dipakai celana panjang, kaos dan jaket serta dengan rambut pendek. Pada saat dia naik diangkot dia tersenyum kepada supir angkot sembari mengatakan tempat tujuannya. Saya sempat was-was saat dia mulai duduk diangkot. Penampilannya yang membuat saya berpikir demikian, sedikit lagi menyerupai preman menurut saya. Lalu beberapa menit kemudian dia memberikan isyarat dengan nada yang sopan dan ramah kepada sopir karena dia sudah sampai tujuan. Dia pun turun sambil tersenyum dan mengucapkan terimah kasih dia membayar ongkos kepada sopir angkot. Dan ditempat dia turun ada beberapa tukang bentor sedang mangkal. Dia dengan ramah menyapa tukang bentor tersebut dan terlihat juga ekspresi senyum ramah tukang-tukang bentor tersebut.
Saya mendapatkan pelajaran berharga bahwa kita tidak boleh langsung menilai dan menjudje orang lain hanya karena penampilannya yang tidak baik menurut kita karena bisa saja perilakunya jauh lebih mulia dari kita.
Kita salat mengaji tapi masih merendahkan dan mengutuk orang lain yang tidak salat dan tidak tau mengaji, apakah itu perilaku yang mulia? Seharusnya kita memberi nasihat yang menunjukkan kasih sayang kita dan mendoakan mereka. Bukan malah merendahkan dan mengutuk mereka serta merasa hebat dan merasa paling mulia yang justru ujung-ujungnya mengantarkan pada kesombongan dan keangkuhan.
Karena kita melakukan kewajiban" kita sebagai umat beragama misalnya salat mengaji berhijab, bukan berarti kita harus menyombongkan diri ketika berhadapan dengan orang yang menurut kita buruk karena tidak melaksanakan kewajibannya. Bisa saja perilaku dia lebih baik mulia dimata Allah swt. dibanding diri kita yang katanya salat tapi masih menceritakan kejelekan orang lain, yang katanya salat tapi tidak pernah tergerak hatinya untuk membantu tetangganya yang kurang mampu dan hidup dalam kemiskinan, katanya salat tapi sering menyakiti perasaan orang lain dan katanya salat tapi masih merendahkan orang lain. Orang yang benar-benar mendirikan salatnya tidak akan melakukan hal demikian.
Satu hal perlu diingat bahwa kita bisa dan alangkah baiknya menasehati orang lain jika menurut kita dia salah tapi jangan pernah memaksa karena hidayah hanya milik Allah swt. jadi tugas kita hanya menyampaikan.
Berbuatlah kebaikan tapi jangan sampai kebaikan itu membuat kita sombong
Justru berterimah kasihlah dan banyaklah bersyukur
Karena jika bukan hidayah dan nikmat dari Allah swt. tentu saja kita tidak akan pernah bisa merasakan indahnya berbuat kebaikan.

0 komentar :

Posting Komentar